Kamis, 23 Juli 2009
21 Grams
Imdb Rating : 7.9/10
Sinopsis :
"Ketika kita mati, kita akan kehilangan bobot seberat 21 gram," ujar Paul, profesor Matematika sekaligus pasien transplantasi jantung, manakala menghadapi kematiannya. Entah benar entah tidak, tapi '21 gram' dalam film besutan Alejandro Gonzalez Inarritu ini coba menyajikan representasi puitis yang dalam tentang makna kehidupan.
Saya jarang terpesona pada sebuah film. 21 Grams adalah salah satu film yang mampu membuat saya terpesona, terngiang-ngiang, sekaligus membuat saya jatuh cinta pada ketiga karakter utamanya: Paul (Sean Penn), Jack (Benicio Del Toro) dan Christina (Naomi Watts). Ketiga orang ini tidak punya hubungan kekeluargaan maupun pertemanan, terpisahkan jarak dan waktu, tapi terkait satu sama lain akibat sebuah kecelakaan yang menewaskan suami dan kedua putri Christina. Yang menabrak mereka adalah Jack, seorang mantan narapidana yang berusaha meluruskan hidupnya dengan mengabdikan dirinya pada gereja (Yesus Kristus). Ketika meninggal, Christina mengijinkan jantung suaminya didonorkan - dan yang kebetulan menerimanya adalah Paul.
Saya selalu berpendapat bahwa membocorkan terlalu banyak sinopsis cerita adalah 'kejahatan terselubung', dan film ini terlalu indah untuk dikoyak lebar-lebar. Diawali dengan adegan Paul dan Christina berada dalam satu ranjang, penonton terus digiring dalam pesona cerita yang disajikan dalam plot acak serupa puzzle. Bagi Anda yang menyukai teknik bercerita yang tidak biasa ala Memento atau Mulholland Drive, film ini bisa jadi pilihan wajib. Keterlibatan penonton dibangun dengan keingintahuan dan pertanyaan yang berakhir dengan kesimpulan yang punya muatan kompleks: menyentuh hati, membuat kita menghela napas sekaligus berpikir, dan bisa jadi, berkontemplasi.
Film ini mencoba menyorot sisi kemanusiaan yang paling dekat dengan kita tapi kerap terabaikan: kehidupan itu sendiri. Pada menit-menit pertama, saya sempat menyimpulkan kalau '21 gram' yang dimaksud adalah berat jantung yang menjadi 'pusat' kehidupan manusia. Hal ini bisa benar bisa juga banyak salahnya, tapi terlepas dari itu, kehidupan manusia menyisakan banyak misteri yang menarik bila kita tertarik untuk mengkajinya.
Benarkah manusia bisa hidup dua kali? Benarkah manusia bisa mati lebih dari sekali? Bisakah kita disebut 'hidup' manakala kehidupan kita tidak memungkinkan kita berfungsi seperti manusia normala? Dan apa pula yang sebenarnya disebut 'manusia normal' itu sendiri?
Sebagai penderita sakit jantung akut, kehidupan Paul tidak lebih baik dari mati. Dia tidak bisa bernapas dengan leluasa, tidak bisa menikmati dengan total sedapnya menghisap rokok, tidak bisa hidup tanpa terlepas dari pipa oksigen yang 'mengikuti'nya kemana-mana, dan tidak bisa bercinta dengan istrinya. Selepas operasi transplantasi jantung, dia merasa hidup kembali, tapi benarkah hidup bisa dimulai dari sebuah jantung yang didapat dari orang yang juga sudah meninggal?
Christina, mantan junkie yang hidup bahagia dengan suami dan kedua putrinya, merasa hidupnya sudah tidak berarti ketika kebahagiaanya direnggut darinya. Jack, mantan narapidana yang sudah bolak-balik penjara sejak usianya 16 tahun, merasa hidup kembali ketika mencoba mendekatkan diri pada Kristus. Kecintaan dan kepercayaannya yang begitu total dan cenderung buta pada Dia, luluh lantak ketika ia dihadapkan pada kasus kecelakaan yang melibatkan dirinya dan keluarga Christina.
"Dia tahu setiap helai rambut yang bergerak di kepalamu," ujarnya pada setiap orang yang merasa risih dengan fanatismenya. "Tapi kenapa Dia tidak 'mencegahku' untuk mengendarai truk itu untuk kemudian menabrakkannya pada pria dan kedua gadis kecil itu?"
21 Grams merupakan film tentang orang-orang frustrasi, tentang orang-orang yang punya krisis terhadap kehidupan, yang dimainkan dengan begitu brilian oleh ketiga pemeran utamanya. Sean Penn (Mystic River, Dead Man Walking), menyajikan permainan kelas Oscar yang apik sehingga membuat saya pribadi jatuh sayang. Bahasa tubuh dan ekspresinya begitu kuat. Walau ia diganjar Oscar 2004 kategori Best Actor untuk Mystic River, saya berpendapat, dalam film ini pun ia layak dapat penghargaan. Akting yang tak kalah memikat datang dari Benicio Del Toro dan Naomi Watts. Tidak heran mereka masuk nominasi Oscar 2004 kategori Best Supporting Actor dan Best Actress.
Alejandro González Iñárritu adalah nama asing buat saya. Tapi dalam film ini, ia jelas telah mempersembahkan sebuah karya cantik yang cukup memorable. Over all, film ini bukan jenis pop-corn movie, yang sekedar Anda nikmati untuk kemudian bisa dengan mudah dilupakan. Hubungan kausalistis yang dialami karakter-karakternya utamanya, bisa kita jadikan cermin untuk lebih mencintai dan menghargai hidup yang kita miliki.
"How many lives do we live?
How many times do we die?
They say we all loose 21 grams at the exact moment of our death
Everyone.
And how much fit into 21 grams?
How much is lost?
When do we loose 21 grams?
How much goes with them?
How much is gained?"
http://sunnyreview.blogspot.com
Label:
Resensi FiLm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar