Konon katanya, pada orang awam yang memiliki kecerdasan rata-rata hanya mendayagunakan akalnya sebanyak 10% dan orang jenius memaksimalkan kemampuan akalnya hingga pada 14%, dan telah diakui salah satu rahasia alam yang belum mampu terkuak secara lebar adalah akal itu sendiri. AKAL adalah kemuliaan manusia dibanding dengan makhluk lainnya, melalui kemampuan akallah terjadinya evolusi pergerakan kehidupan manusia yang kesemuanya hanya untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Dan dalam lajunya PROSES PEMENUHAN KEBUTUHAN tersebut sering terjadi manusia lain menindas manusia lainnya, dalam bentuk klasik sering kita mengenal istilah Penjajahan dan proses penjajahan di jaman modern saat ini dikenal dengan istilah EKSPLOITASI KEMANUSIAAN. Biasanya manusia yang tertindas tidak pernah menyadari status dirinya sebagai manusia tertindas, hal ini dapat disebabkan karena KEMAMPUAN AKALNYA YANG TIDAK MEMAHAMI REALITAS dirinya dan lingkungannya.
Terjadi ketidakmampuan akalnya memahami realitas diri dan lingkungan secara kolektif/bersama disebabkan awalnya telah dilakukan PEMBODOHAN SECARA KOLEKTIF secara tragis melalui berbagai unsur kehidupan kita yang mengakibatkan pembatasan kinerja akal. Saat ini, banyak individu yang membatasi akalnya sendiri dengan berbagai alasan pribadi atau dogma pelarangan penggunaan akal yang sebenarnya buah dari pohon pembodohan yang telah mengakar kuat dalam tiap unsur kehidupan. Proses pembodohan ini akan terus terjadi seiring pemenuhan kepentingan/kebutuhan manusia secara tidak manusiawi.
PEMBATASAN AKAL, akan mengakibatkan seseorang hanyut dan TERTINDAS laju arus kehidupan TANPA SADAR bahwa dia telah menjadi manusia yang tertindas dan budak atas kepentingan manusia lain. Pembatasan akal juga akan memaksa individu-individu untuk menciptakan TITIK NYAMAN dalam kehidupan ini yang sehingga dalam hidup dan kehidupannya selalu menerima realitas/kenyataan apa adanya dan bukan SEBAGAIMANA MESTINYA.
Dan jika kita tidak MEMBEBASKAN AKAL kita dari pembodohan, maka kehidupan kita tidak jauh beda dengan MAHKLUK LAINNYA, tidak ada lagi proses BERPIKIR maju, merasa NYAMAN dengan kondisi saat ini dan sebagaiman tujuan mereka kita hanya akan jadi ALAT mereka, TERTINDAS oleh mereka atau sebagai PENONTON setia.
Melalui komunitas diskusi ini, bersama-sama melakukan proses BUKA MATA untuk lebih memahami realita sekitar kita, dengan harapan penglihatan dengan MATA TERANG itu membuahkan terjadinya GERAK atau PROSES untuk mengaktualkan segala POTENSI AKAL dan KEMANUSIAAN yang telah diberikan OlehNya pada tiap individu menuju pada KESADARAN INDIVIDU yang akan mendorong KESADARAN KOLEKTIF sehingga tiap manusia hidup atas dirinya sendiri.
Sorong, 20 Mei 2007
Penggiat Komunitas Buka Mata
Minggu, 18 Januari 2009
manifesto komunitas buka mata
MENGAPA HARUS "BUKA MATA"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar